Fungsi Server
Salah
satu fungsi server yang sangat penting dan umum digunakan pada berbagai
perusahaan adalah fungsi file server. Fungsi ini biasanya menggunakan
Windows Server meski sebenarnya sebagian besar fungsi server tersebut
bisa digantikan oleh Linux dengan konfigurasi yang tidak terlalu sulit.
Salah satu kendala dalam mengelola, memelihara dan mengamankan file-file
document adalah data yang tersebar di banyak komputer. Hal ini
menyebabkan kesulitan untuk membackup, mengamankan dari akses orang
lain, dan mencegah dari serangan virus. Untuk mengatasi hal tersebut,
sebaiknya kita membuat file server untuk memudahkan membackup,
mengamankan dan mencegah serangan virus, karena file-file document
tersebut disimpan secara terpusat di server. Seiring dengan adanya trend
migrasi opersting system, maka sebagian besar server yang digunakan
diberbagai bidang misalnya sebuah perusahaan lebih cenderung menggunakan
Linux sebagai sistem operasi server dengan berbagai konfigurasi yang
tidak terlalu sulit jika kita mau terus belajar dan berlatih secara
otodidak melalui berbagai sumber atau mengikuti pelatihan. Denag
berbagai hal yang dapat kita bangun sendiri, tentunya konfigurasi
terbaik akan didapatkan misalnya keamanan yang tinggi.
Mengenal File Server
File server merupakan jantung dari kebanyakan jaringan merupakan
komputer yang sangat cepat, mempunyai memori yang besar, harddisk yang
memiliki kapasitas besar, dengan kartu jaringan yang cepat. Sistem
operasi jaringan juga tersimpan disini, juga termasuk didalamnya
beberapa aplikasi dan data yang dibutuhkan untuk jaringan. Sebuah file
server bertugas mengontrol komunikasi dan informasi diantara
node/komponen dalam suatu jaringan File server merupakan salah satu
fungsi atau service atau layanan yang diberikan oleh server kepada
client untuk memberikan pelayanan pengolahan file pada server misalnya
manajemen file, menyimpan dan mengambil data, FTP Server dsb.Dengan file
server memungkinkan pengguna untuk melakukan pengolahan file pada
server selain melakukannya pada PC yang digunakan.
Selain itu file server dapat diartikan sebagai komputer yang
dipasangkan pada LAN dan menjalankan Network Operating System ( NOS ).
Sistem ini menyebabkan file server mengatur komunikasi diantara
workstation yang berhubungan dengannya melalui LAN serta mengatur sumber
daya bersama yang ada pada file server, misalnya harddisk storage dan
printer, serta sumber daya lainnya yang dapat dibagi pakai. File server
bisa menjadi dedicated yaitu komputer yang tak hanya sebagai file server
, atau non-dedicated server yaitu komputer utama yang menjalankan LAN
NOS ( Network Operating System ) untuk tugas lain secara bersamaan
misalnya sebuah workstation.
Karakteristik
Sebuah file server bertugas mengontrol komunikasi dan informasi
diantara node atau komponen dalam suatu jaringan. Terlihat bahwa tugas
file server sangat kompleks, file server juga harus menyimpan informasi
dan membaginya secara cepat. Sehingga minimal sebuah file server
mempunyai beberapa karakter seperti disampaikan berikut. Ini dapat
dikatakan sebagai hal yang diperlukan dalam membangun file server untuk
keperluan device atau perangkat keras yang diperlukan. Keperluan yang
dimaksud berupa spesifikasi minimal yang harus dipenuhi oleh sebuah
komputer sever agar dapat difungsikan sebagai file server. Adapun syarat
hardware yang harus dipenuhi yaitu:
- Processor minimal 166 megahertz atau processor yang lebih memilki kecepatan lebih tinngi.
- Sebuah
Harddisk yang cepat dan berkapasitas besar atau kurang lebih 10 GB atau
lebih. Karena fungsinya sebagai disk server tentunya kapasitas
harddisk diusahakan besar singga dapat memenuhi tuntutan
jaringan dalam hal penyimpanan file dalam jaringan.
- Sebuah RAID (Redundant Array of Inexpensive Disks)
- Sebuah tape untuk back up data contohnya DAT, JAZ, Zip, atau CDRW.
- Mempunyai banyak port network.
- Kartu jaringan yang cepat dan mempunyai reliabilitas kerja.
- Kurang lebih kapasitas 32 MB memori.
- Contoh
Penerapan : Sebagai contoh mengelola pengiriman file database atau
pengolah kata dari workstation atau salah satu node, ke node yang lain,
atau menerima email pada saat yang bersamaan dengan tugas yang lain.
Contohnya penerapan Samba Server pada openSUSE sebagai File Server tanpa
PDC/OpenLDAP.
Selain kebutuhan perangkat keras, dalam membangun sebuah file server
juga diperlukan perangkat lunak atau software berupa sistem operasi dan
juga program yang diperlukan dalam membangun file server tersebut.
Sistem operasi yang digunakan sebagai file server cukup banyak, baik
dari flatform Windows maupun Linux /Unix. Berikut beberapa varian atau
flatform sistem operasi yang dapat kita gunakan dan manfaatkan untuk
membangun file server.
- Microsoft Windows 2000 Server
- Microsoft Windows 2003 Server
- Microsoft Windows 2008 Server Longhorm
- Microsoft Windows NT
- Linux Operating System
- Unix Operating System
- IBM OS/2 Operating System
- Free BSD.
Sedangkan aplikasi server yang sering digunakansebagai file server
yang cukup terkenal adalah Samba. Kita dapat menggunakan aplikasi
flatform Linux ini untuk membangun sebuah file server dengan menggunakan
basis Linux. Selain pada Linux pada Microsoft Windows Server Edition
kita dapat membangun file server secara langsung tanpa perlu aplikasi
tambahan, misalnya membangun file server dengan menggunakan home
direktori pada Windows Server 2000. Untuk membangun file server biasanya
orang menggunakan platform Windows ataaupun Linux. Namun Linux memilki
kelebihan yaitu open source dan keamanan yang lebih baik. Selanjutnya
saya sedikit menyampaikan mengenai Samba sebagai file server.
Samba
Samba merupakan serangkaian aplikasi Unix yang berkomunikasi dengan protokol
Server Message Block (SMB), yang dikembangkan oleh Andrew Tridgell yang
sampai saat ini banyak dibantu oleh para programmer d internet dengan
tetap di supervisi oleh Andrew Tridgell. SMB adalah protokol komunikasi
data yang juga digunakan oleh Microsost dan IBM OS/2 untuk menampilkan
fungsi jaringan client-server yang menyediakan sharing file dan printer
serta tugas-tugas lainya yang berhubungan.
Samba server memungkinkan komputer-komputer Unix/Linux melakukan sharing file dan
printer dengan komputer flatform Windows bukan hanya dengan
komputer-komputer Unix/Linux sendiri. Beberapa fungsi yang disediakan
Samba server yaitu:
- Sharing file/direktori antar Unix/Linux dengan windows client
- Sharing printer pada Samba server dengan windows client
- Memudahkan proses network browsing
- Menydiakan proses Autentikasi komputer Windows client ketika login ke Windows domain
- Menyediakan dan membantu proses netbios name resolution dengan Windows Internet Name Service (WINS) name-server resolution
Sebagaimana telah disebutkan bahwa Samba merupakan serangkaian aplikasi yang juga meliputi aplikasi client maka samba juga menyediakan tools client untuk memungkinkannya user-user pada sistem Unix/Linux mengakses direktori dan printer yang
terdapat pada sistem Windows dan Samba server melalui jaringan. Selain
tools client, pada Samba juga terdapat beberapa aplikasi server
diantaranya yaitu smbd dan nmbd.
- Smbd adalah
aplikasi server atau daemon yang menangani proses sharing
file/direktori, printer, dan proses autentikasi dan otorisasi dengan SMB
client.
- Nmbd
adalah aplikasi server atau daemon yang mendukung Netbios name service
dan WINS , yang juga membantu proses network browsing pada windows
client.
Samba didistribusikan sebagai aplikasi open source dengan lisensi GPL (GNU Public License). Sampai saat ini Samba telah sampai pada versi 3.0.14a.
Konfigurasi Samba sebagai File server dan PDC.
Sebelum kita mengkonfigurasi Samba sebagai file server, kita harus
menginstal Samba terlebih dahulu. Untuk mendapatkan source code Samba
kita dapat mendownload pada office sitenya di http://www.samba.org/.
Setelah mendapatkan kode sumber Samba selanjutnya lakukan tahapan
ekstrak, konfigurasi, kompilasi dan instalasi Samba. Untuk selanjutnya
kita akan melakukan konfigurasi Samba server agar dapat menjadi File
server dan PDC (Primary Domain Controller). Sebenarnya konfigurasi samba
tidak hanya untuk sebatas itu tetapi kita memfokuskan konfigurasi Samba
server sebagai File server dan PDC , yaitu dimana setiap user (user
sistem Linux yang terdaftar sebagai user Samba server) akan memiliki
folder atau direktorinya masing-masing di Samba server (sistem Linux)
yang dapat diakses dari jaringan melalui komputer Windows. Dan juga
setiap user dapat logon ke domain melalui komputer.
Windows yang manapun dalam jaringan Windows tersebut, dimana proses
autentikasi dan otorisasinya disediakan oleh Samba server sebagai domain
controller utama dalam domain tersebut. Di samping itu setiap user Samba yang login melalui komputer Windows (Windows NT/2000/XP) akan memiliki profile yang tersimpan pada Samba server sehingga ketika user tersebut berhasl login ke domain melalui komputer lainnya akan selalu menggunakan profilenya yang sudah tersimpan pada Samba server, hal ini akan memudahkan user mengakses file dan direktori nya dari manapun dalam jaringan dan tetap serasa pada komputernya sendiri meskipun logon ke domain melalui komputer yang berbeda.
Untuk maksud tersebut maka kita perlu melakukan konfigurasi Samba.
Untuk konfigurasi Samba dapat kita lakukan dengan mengedit file
konfigurasi Samba yang sudah ada pada direktori /usr/local/samba/lib,
tetapi jika pada direktori tersebut pada saat instalasi tidak ada (tidak
dibuatkan) maka kita harus membuatnya sendiri atau bisa juga mencontoh
dari konfigurasi default. Untuk itu kita buat file konfigurasi Samba
yang kita letakkan dalam direktori /usr/local/samba/lib dengan nama file
smb.conf. Isi file smb.conf untuk skenario dalam artikel ini adalah
sebagai berikut:
[global]
- netbios name = agusfumi
- workgroup = compaq
- encrypt passwords = yes
- domain master = yes
- local master = yes
- preferred master = yes
- os level = 65
- security = user
- domain logons = yes
- logon path = \\%L\profiles\%u\%m
- logon drive = H:
- logon home = \\%L\%u\.win_profile\%m
- time server = yes
- add user script = /usr/sbin/useradd -d /dev/null -g 100
- -s /bin/false -M %u
- [netlogon]
- path = /usr/local/samba/lib/netlogon
- writable = no
- browsable = no
- [profiles]
- path = /usr/local/samba/lib/roaming
- browsable = no
- writable = yes
- create mask = 0600
- directory mask = 0700
- [homes]
- read only = no
- browsable = no
- guest ok = no
- map archive = yes
Pada file konfigurasi samba server tersebut tediri dari konfigurasi global yang ditandai dengan [global]. Pada section konfigurasi global terdapat parameter netbios name , parameter
ini menentukan nama host Samba server dalam contoh ini kita beri nama
agusfumi. Parameter workgroup menentukan nama workgroup atau domain
dimana Samba server berada, dalam contoh ini kita beri nama
workgroup/domain dengan compaq. Agar Samba server menjadi master browser
maka parameter domain master, local master dan preferred master di set
yes. parameter OS level diset dengan angka 65 (biasanya diset dengan
angka lebih besar dari OS level sistem lainnya dalam domain) untuk
memenangkan pemilihan master browser dalam domain. Parameter security
diset dengan nilai user agar Samba server memerlukan username dan
password dalam mengakses Samba. Agar samba server menangani proses logon
ke domain maka parameter domain logon diset yes. Parameter berikutnya
yaitu logon path , parameter ini mengatakan kepada Samba server dimana
samba harus meletakkan roaming profile dari sistem Windows NT/2000/XP.
%L dan %U akan diganti oleh Samba server dengan nama server Samba dan
nama user yang akan logon domain. Sedangkan %M oleh samba akan diganti
dengan nama komputer (netbios name) client yang digunakan oleh user
untuk logon ke domain. parameter logon drive = H: , artinya home
directory user yang ada pada Samba server akan di mapping sebagai drive
H: pada komputer client. Parameter logon home didefinisikan untuk
menunjukan lokasi home directory dan roaming profile sistem Windows
95/98/ME.
Pada file konfigurasi Samba juga terdapat tiga buah share atau section konfigurasi, yaitu netlogon, profiles, dan homes, yang masing-masing share ditandai dengan [netlogon], [profiles],
[homes]. Pada share atau section [netlogon] tedapat beberapa definisi
parameter. Parameter path menentukan lokasi direktori share netlogon,
pada contoh ini penulis mendefinisikan parameter path dengan
/usr/local/samba/lib/netlogon. Direktori netlogon ini nantinya akan
menjadi repositori script atau file yang akan dieksekusi pada saat logon
ke domain yang biasanya disebut dengan logon script. Masih pada share
netlogon, parameter writable = no, menyebakan user tidak dapat menulis
ke directori /usr/local/samba/lib/netlogon.
Dan parameter browsable = no, parameter ini menyebakanuser tidak dapat
melihat share tersebut. Share berikutnya yaitu [profiles] , share ini
digunakan oleh Windows NT/2000/XP untuk menyimpan roaming profile. Pada
share terdapat parameter path yang menunjukkan lokasi direktori pada
Samba server yang nantinya digunakan untuk menyimpan roaming profile
setiap user yang logon ke domain dari komputer client dengan
sistemWindows NT/2000/XP .
Share lain berikutnya yaitu [homes], share ini menunjukkan home direktori user pada samba server yang hanya akan tampak oleh user masing-masing. Share ini diperlukan agar parameter logon home dan logon drive berfungsi.
Kesimpulan
Berdasarkan apa yang telah disampikan, untuk membangun file server
diperlukan barbagai komponen baik hardware untuk server, software sistem
operasi server dan aplikasi server, dan konfigurasi sistem operasi dan
aplikasi agar pada nantinya dapat berfungsi sebagai file server dalam
jaringan baik Platform Windows maupun Linux.
Posting Komentar
Posting Komentar